Bekerja Adalah Fii Sabilillah

Sahabat Ka’ab bin Ujrah bercerita, "suatu hari, Nabi shollallohu alaihi wa sallam dan para sahabat melihat ada orang yang kerjanya sangat tekun dan serius. Lalu para sahabat berkomentar,

_"Andai usahanya itu untuk jihad di jalan Alloh, tentu pahalanya luar biasa."_

Kemudian Nabi shollallohu alaihi wa sallam berkomentar 

إن كان خرجَ يسعى على وَلَدِه صِغارًا، فهو في سبيل الله

*Jika dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan anaknya yang masih kecil, maka itu termasuk fi sabilillah.*

وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين، فهو في سبيل الله

*Jika dia bekerja untuk mencukupi kebutuhan kedua orang tuanya yang sudah tua, maka itu termasuk fi sabilillah.*

وإن كان خرج يسعى على نفسه، يَعُفُّها، فهو في سبيل الله،

*Jika dia bekerja untuk menutupi kebutuhan dirinya, sehingga tidak membutuhkan milik orang lain, maka termasuk fi sabilillah.*

وإن كان خرج يسعى رياء ومُفاخرة، فهو في سبيل الشيطان

Namun jika *dia bekerja untuk meningkatkan status sosial dan berbangga-bangga dengan penghasilannya, maka dia berada di jalan setan.* 

(HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 6835, perawinya dinilai shohih oleh al-Mundziri dan dishohihkan al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shohihah, no. 2232 dan 3248 dengan syawahid riwayat lain dari perawi Anas bin Malik rodhiyallohu anhu) 

Dalam riwayat lain :

ومن سَعَى مكاثرا ففي سبيل الطَّاغوت.
 
*'..Dan siapa yang bekerja untuk bermewah-mewahan (memperbanyak harta) maka dia di jalan thoghut."* (HR. Thabrani dalam mu'jamul Ausath no. 4214, Al Baihaqi no. 18280. Dishohihkan al-Albani dalam silsilah Ahadits Ash Shohihah no. 2232)

Comments

Popular posts from this blog

Menyikapi Khilafiyah dalam Puasa: Belajar Adab dari Ulama Salaf

𝗠𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗛𝗲𝗯𝗮𝘁, 𝗦𝘂𝗹𝗶𝘁 𝗗𝗶𝗻𝗮𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗶

𝙳𝙸𝙰𝙽𝚃𝙰𝚁𝙰 𝚃𝙰𝙱𝙸𝙰𝚃 𝙱𝚄𝚁𝚄𝙺 𝙼𝙰𝙽𝚄𝚂𝙸𝙰