JADILAH ORANG YANG MEMILIKI PERANGAI BAIK

Mutiara Hadits Shohih :


Dari Ali bin Abi Thalib rodhiyallohu anhu, ia berkata :


 لما صممت إلي سلاح رسول الله وجدت في قائم سيف رسول الله رقعة فيها صل من قطعك، وأحسن إلى من أساء إليك، وقل الحق ولو على نفسك. 


[الحديث بهذا اللفظ هو في معجم ابن الأعرابي- (1507). وفي سلسلة الأحدث الصحيحة (1911)]


"Ketika pedang Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam didekatkan kepadaku, aku melihat tulisan di gagang pedang Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam yang berbunyi : Sambunglah silaturahmi dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu, berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu, dan ucapkanlah kebenaran meskipun merugikan dirimu sendiri." (Riwayat Mu'jam Ibnu Al Arabi no. 1507. Dishohihkan syaikh Al Albani dalam Silsilah Al Ahadits As-Shohihah no.1911) 


▪️Penjelasan singkat :


كان النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليْه وسلَّمَ يَحْرِصُ على تَعْريفِ أصْحابِه طُرُقَ النَّجاةِ وأسْبابَها، وسُبُلَ الفَلاحِ في الدُّنْيا والآخِرةِ،


Adalah Nabi shollallohu alaihi wa sallam selalu berusaha untuk mengenalkan kepada para sahabatnya jalan-jalan keselamatan dan penyebab-penyebabnya, serta cara-cara untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.


وفي هذا الحديثِ يَقولُ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليْه وسلَّمَ: "وصِلْ مَن قَطَعَكَ"، بأنْ تُحسِنَ إلى مَن هَجَروكَ، وتَرفُقَ بهم، وتُداوِمَ على الاتِّصالِ بهم، بأنْ تَفْعَلَ معَهم ما تُعَدُّ به واصِلًا، فإنِ انْتَهَوْا فذاكَ، وإلَّا فالإثْمُ عليْهم.


Dan di dalam hadits ini, Nabi shollallohu alaihi wasallam bersabda: "Sambunglah silaturahmi dengan orang yang memutuskan hubungan denganmu", yaitu dengan berbuat baik kepada orang yang meninggalkanmu /memutus hubungan denganmu, dan bersikap lembut kepada mereka, dan berusaha terus-menerus untuk menjalin hubungan dengan mereka, yakni dengan melakukan kepada mereka apa yang membuatmu dianggap sebagai orang yang menjalin hubungan. Jika mereka berhenti (yaitu mau menyambung hubungan kembali), maka itu adalah lebih baik. Jika tidak, maka dosa nya ditanggung mereka.


"وأَحسِنْ إلى مَن أَساءَ إليْكَ" بِالقَوْلِ أو الفِعْلِ، ومُعامَلَتِه بضِدِّ ما عامَلَكَ به، وتَرْكِ مُؤاخَذَتِه معَ السَّماحةِ عن المُسيءِ؛ وهذا إنَّما يَكونُ ممَّن تَحَلَّى بالأخْلاقِ الجَميلةِ، وتَخَلَّى عن الأخْلاقِ الرَّذيلةِ، وهذا مِن أجَلِّ أنْواعِ الإحْسانِ، وقد قال تَعالى: {ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ} [فصلت: 34،-35].


"Dan berbuat baiklah kepada orang yang berbuat buruk kepadamu" dengan ucapan atau perbuatan, serta membalas perlakuan mereka dengan kebalikan dari apa yang telah mereka lakukan kepadamu, dan tinggalkan nuntut (balas dendam) terhadapnya dengan sikap sabar terhadap orang yang berbuat buruk kepadamu. Dan yang seperti ini hanya dapat dilakukan oleh orang yang memiliki akhlak yang indah dan membuang akhlak yang buruk. Dan ini adalah salah satu bentuk kebaikan yang paling mulia. Sebagaimnaa Alloh Ta'ala telah berfirman: 


ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ * وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ


"Tolaklah (keburukan orang lain) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia. Dan (sifat-sifat yang baik itu) tidak akan dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidak diberikan kecuali kepada orang-orang yang memiliki keberuntungan yang besar." (QS. Fushshilat: 34-35)


"وقُلِ الحقَّ ولَوْ على نَفْسِكَ" كما قالَ تَعالى: {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ} الآيةَ [النساء: 135]. وتَقْييدُه بالنَّفْسِ؛ لأنَّ الحقَّ قد يَصْعُبُ إجْراؤُه على النَّفْسِ؛ فإنَّه إنْ فَعَلَ ذلك كان في أَسْمى مَراتِبِ الخُلُقِ الحَسَنِ، وهذا كلُّه مِن التَّربِيةِ على الإحْسانِ، وحُسْنِ الخُلُقِ، وعدَمِ مُقابَلةِ السَّيِّئةِ بالسَّيِّئةِ.


"Dan ucapkanlah kebenaran meskipun merugikan dirimu sendiri." Hal ini sebagaimana dalam firman Alloh Ta'ala :


"Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan dan saksi karena Alloh, walaupun kesaksian itu memberatkan dirimu sendiri." (QS. An Nisaa' : 135) 


Membatasi diri sendiri (untuk selalu berkata benar dan melakukan kebenaran, meskipun itu sulit atau menyakitkan bagi diri sendiri), sebab kebenaran itu seuatu yang sulit untuk dilaksanakan meskipun terhadap diri sendiri. Jika seseorang melakukan hal yang demikian, maka dia berada di tingkat tertinggi dengan akhlak yang baik. Dan ini semua adalah bagian dari tarbiyah dalam berbuat baik, memiliki akhlak yang baik, dan tidak membalas keburukan dengan keburukan.


Baarokallohu fiikum...

Comments

Popular posts from this blog

Menyikapi Khilafiyah dalam Puasa: Belajar Adab dari Ulama Salaf

𝗠𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗛𝗲𝗯𝗮𝘁, 𝗦𝘂𝗹𝗶𝘁 𝗗𝗶𝗻𝗮𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗶

𝙳𝙸𝙰𝙽𝚃𝙰𝚁𝙰 𝚃𝙰𝙱𝙸𝙰𝚃 𝙱𝚄𝚁𝚄𝙺 𝙼𝙰𝙽𝚄𝚂𝙸𝙰