MANUSIA YANG PALING JAUH MENDAPATKAN SYAFA'AT
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rohimahulloh berkata dalam kitabnya Iqtidha'ush Shiratil Mustaqim li Mukholafati Ashhabil Jahim :
كلما كان الرجل أتم إخلاصا لله كان أحق بالشفاعة
Semakin seorang itu sempurna keikhlasannya kepada Alloh (sempurna tauhidnya), maka ia akan lebih berhak mendapatkan syafa'at.
وأما من علق قلبه بأحد المخلوقين يرجوه ويخافه فهذا من أبعد الناس عن الشفاعة
Adapun mereka yang menggantungkan hatinya pada salah seorang makhluk, berharap dan takut kepadanya, mereka ini termasuk manusia yang paling jauh dari syafa'at.
Adalah sahabat Abu Hurairah rodhiyallohu anhu saat ia bertanya:
من أولى الناس بشفاعتك يا رسول الله ؟ من أحق بشفاعتك يا رسول الله
Siapa orang yang paling pantas dengan syafaat engkau wahai Rosululloh? Siapa yang paling berhak dengan syafaat engkau wahai Rosululloh?"
Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:
لقد ظننت يا أبا هريرة! أن لا يسألني عن هذا الحديث أحد أول منك لما رأيت من حرصك على الحديث. أسعد الناس بشفاعتي يوم القيامة من قال “لا إله إلا الله خالصا من قلبه أو نفسه. [أخرجه البخاريُّ في العلم (99) من طريق سليمان (هو ابن بلال التَّيميُّ مولاهم)، عن عمرو بن أبي عمرو، عن سعيد بن أبي سعيد المَقْبُريّ، عن أبي هريرة]
"Wahai Abu Hurairah! Saya sudah menduga bahwa tidak ada seorangpun yang lebih dahulu menanyakan hadits ini dari kamu, karena saya melihat keantusiasanmu untuk memperoleh hadits. Orang yang paling bahagia dengan syafa’atku pada Hari Kiamat adalah orang yang mengatakan "Tidak ada illah (sesembahan yang berhak untuk disembah] selain Alloh dengan tulus dari qolbu atau jiwanya. (HR Bukhari no. 99 dalam kitab Al Ilm)
Comments
Post a Comment