Rezeki Yang Telah ditakdirkan

Alloh Ta'ala berfirman :

إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلرَّزَّاقُ ذُو ٱلْقُوَّةِ ٱلْمَتِينُ

"Sesungguhnya Alloh Dia-lah Maha Pemberi rezeki. Dan Alloh lah yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz-Dzariyat : 58)

Alloh Ta'ala juga berfirman :

وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزْقُهَا

"Dan tidak ada satu makhluk pun yang melata di bumi melainkan Alloh-lah yang menjamin rezekinya." (QS. Hud: 6)

Ada kaidah bahwa : `rezeki tidak akan tertukar. Usaha bisa ditiru namun kadar rejeki tidak bisa ditiru.`

Adalah sahabat nabi yang bernama Ibnu Mas'ud rodhiyallohu anhu pernah mengatakan :

فَإِنَّ الرِّزْقَ لَا يَسُوْقُهُ حِرْصُ حَرِيْصٍ وَلَا يَرُدُّهُ كَرَاهِيَةُ كَارِهٍ 

"Sungguh rezeki itu tidaklah didapat oleh rakusnya orang yang rakus dan tidak bisa ditolak oleh tidak sukanya orang yang menolak.

Contohnya orang memiliki kadar rezeki sekian, lalu dia memiliki usaha banyak dan kadang manipulasi dalam usahanya dan kadang menerjang hal-hal yang haram, namun sedikitpun tidak akan menambah kadar rejeki yang telah Alloh tentukan. Namun kadang ada orang yang dia diberi rezeki oleh seseorang namun dia menolaknya tapi ending nya dia mendapatkan rezeki tersebut dari arah yg tak disangkanya. Dari sini, rejeki itu bagian dari takdir yang sudah ditentukan. 

Maka rakusnya orang yang rakus itu tidak akan menambah kadar rejekinya. Dan berkurangnya/  terhambatnya rezeki seseorang itu tidak ditentukan oleh tidak sukanya seseorang terhadap orang lain. 

Namun yang perlu dicatat, untuk mendapatkan rezeki itu tidak bertentangan dengan kewajiban seseorang untuk melakukan usaha/ikhtiar. Dari ikhtiar nya dia bisa mendapatkan rezeki yang telah Alloh takdirkan. Namun tidak mesti orang yang berikhtiar mendapatkan rezeki karena memang belum Alloh takdirkan. 

Sehingga kita tahu dan yakin bahwa Alloh-lah yang memberi dan yang menahan rezeki mahkluk-Nya. 

Dari sini meminta kepada Alloh rezeki yang halal tidaklah terlarang dan ini termasuk bentuk usaha/ikhtiar juga untuk mendapatkan rezeki. 

Allohu a'lam.

Comments

Popular posts from this blog

Menyikapi Khilafiyah dalam Puasa: Belajar Adab dari Ulama Salaf

𝗠𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮 𝗛𝗲𝗯𝗮𝘁, 𝗦𝘂𝗹𝗶𝘁 𝗗𝗶𝗻𝗮𝘀𝗲𝗵𝗮𝘁𝗶

𝙳𝙸𝙰𝙽𝚃𝙰𝚁𝙰 𝚃𝙰𝙱𝙸𝙰𝚃 𝙱𝚄𝚁𝚄𝙺 𝙼𝙰𝙽𝚄𝚂𝙸𝙰